Oleh: Ega Rolista Birahmatika Putri
Isu resesi tahun 2023 tengah populer diperbincangkan saat ini. Pemerintah memprediksi tahun 2023 akan mengalami resesi ekonomi. Tentunya hal ini akan menimbulkan kekhawatiran, bagaimana negara mampu menghadapi resesi 2023. Ekonomi yang belum pulih akibat pendemi Covid-19 kini dihebohkan peringatan resesi 2023.
Pada dasarnya resesi ekonomi adalah kondisi saat perekonomian negara melambat atau memburuk. Ekonomi yang melambat ini bisa berlangsung cukup lama bahkan tahunan. Situs Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan resesi terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama 2 kuartal berturut-turut. Penyebab resesi global pun bermacam macam.
Peringatan dini terhadap potensi resesi ekonomi global tahun 2023 mulai diumumkan berbagai institusi finansial global. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 3,2 persen tahun ini atau turun nyaris separo dari capaian tahun lalu sebesar 6,1 persen.
Sementara, pada 2023, laju ekonomi global diperkirakan hanya 2,9 persen. Kondisi ekonomi global yang kurang stabil menimbulkan kekhawatiran akan turunnya lapangan kerja.
Turunnya lapangan kerja akan membuat semakin banyak pengangguran. Padahal tenaga kerja memiliki peran penting dalam perputaran perekonomian suatu negara. Sehingga menurunnya lapangan kerja ini akan menyebabkan lemahnya perekonomian negara.
Pemerintah dituntut membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Ancaman turunnya lapangan kerja akan sangat mendorong negara menuju resesi. Ancaman resesi ekonomi memang menjadi hantu bagi perekonomian Indonesia. Ancaman ini terjadi di tengah permasalahan bangsa begitu banyak. Ancaman resesi juga bisa disebabkan kenaikan suku bunga bank akibat dari inflasi,terjadinya krisis pangan dan energi. Jika hal tersebut terjadi maka dipastikan resesi sudah mulai terjadi, dan akan ada dampak atau pengaruh yang ditimbulkan.
Beberapa sektor ekonomi akan mengalami dampak jika resesi benar terjadi. Perusahaan akan mengalami kebangkrutan, karena daya beli atau konsumsi masyarakat menurun. Untuk dampak keberlanjutan akan berimbas pada karyawan dan buruh. Namun tak perlu khawatir terhadap dampak tersebut, selagi kita menemukan solusinya.
Di setiap permasalahan pasti ada solusi. Ada banyak solusi yang bisa dilakukan untuk menghadapi resesi. Solusinya, kita bisa berhemat dengan menyimpan dan mempergunakan dana yang ada hanya untuk kebutuhan pokok. Tak hanya itu, pemerintah dan masyarakat juga harus saling bekerja sama untuk solusi resesi ini. Yakni pemerintah memberikan kebijakan pro terhadap masyarakat dan mengeluarkan kebijakan secara transparan. Itu sedikit solusi untuk menghadapi resesi 2023 , jadi jangan panik.
Banyaknya konten tentang betapa seramnya situasi yang akan terjadi apabila resesi datang di berbagai media sosial memang membuat masyarakat resah dan panik. Namun, patut kita sadari semua informasi yang beredar jangan dicerna secara mentah-mentah. Sebab, tidak sedikit dari informasi dalam konten tersebut yang justru hanya membuat panik dan menakut-nakuti tanpa memberikan edukasi yang tepat. Meskipun resesi adalah kata yang memuat hal negatif dan diprediksi terjadi di tahun 2023, Anda tidak perlu panik. (*/lis)
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Tidar